Sabtu, 13 Januari 2018

Tips Menulis Cerita ( 5 )


Ketemu lagi sama Bang Mimin yang sok sibuk. Dalam postingan sebelumnya, kita sudah membahas mengenai alur dan plot. Kini ... kita menuju langkah berikutnya yang tak kalah pentingnya dalam membuat sebuah cerita.

Langkah 5: Membuat Paragraf Penutup / Ending.

Paragraf penutup dalam cerpen disebut juga ending. Ending sangat penting untuk menentukan cerpen itu bagus atau tidak, atau dalam kata lain ending yang bagus akan membawa cerpen itu kepada kategori cerpen yang bagus.

Ending yang bagus akan membuat cerita itu terngiang-ngiang di telinga. Ending yang terlalu menggantung atau dipaksakan, akan membuat ceritayang mungkin tadi sudah berjalan bagus menjadi tawar dan mendingin.

Seni meracik ending yang bagus juga dipengaruhi oleh jam terbang penulis. Semakin sering ia menulis, maka semakin terampil juga ia mengotak-atik sebuah ending.

Ada tiga ending yang sering dipakai penulis cerpen:

1. Ending yang mencengangkan.

Untuk menulis ending ini harus dibiasakan menulis terlebih dahulu. Agar benar-benar mengalir dengan ujung mencengangkan. Biasanya ending ini tidak seperti yang diperkirakan pembaca.

Contoh :
Sementara itu, Pak Jajang yang baru tiba di kampung halamannya di daerah Indramayu Cirebon, sedang rehat dan bersenda gurau bersama sanak saudara. Tidak menyangka kalau kedai tempat usahanya di Jakarta ludes terbakar.

Akhirnya, setelah Burhan anak buahnya memberitahu bahwa kedainya ludes oleh si Jago Merah. Sontak Pak Jajang kaget, dan istrinya pun syok mendengar kabar tersebut. Dengan tergesa Pak Jajang balik lagi ke Jakarta untuk melihat kondisi kedainya itu. ( Tragedi Mudik Lebaran; Kumpulan Cerpen Isa Mahesa, 2015 )

2. Ending Terbuka.

Ending terbuka adalah penutup cerita yang masih menyisakan pertanyaan. Membuat pembaca masih penasaran kira-kira akan berkelanjutan bagaimana.

Contoh :
"Enggak seyakin surau tua ini yang terus berdiri kokoh meski tertelan zaman, Din. Biar, surau tua ini yang akan menjadi saksi perasaan aku kepada Dewi. Sekarang dan untuk selamanya," jawab Eza seraya menatap dalam kepada surau bangunan tua yang tidak jauh dari mereka.

Surau tua yang menjadi saksi bisu perasaannya terhadap Dewi sang bidadari hati. Memang tidak mudah perjuangan Eza untuk bisa meyakinkan Aldi kakaknya Dewi, bahwa Eza sungguh-sungguh mencintai Dewi dan ingin menjalani hidup bersama, sekokoh surau tua yang menjadi saksi bisu perasaan dua insan yang dipertemukan di bilik surau tua itu. ( Getar Cinta Di Bilik Surau Tua; Kumpulan Cerpen Isa Mahesa, 2015 )

3. Ending tertutup.
Ending tertutup adalah ending yang benar-benar menutup habis sebuah cerita tanpa menyisakan pertanyaan lagi. Biasanya ending ini bersuasana menyentuh, happy end, atau mengesankan.

Contoh :
Tidak terasa bulir air mata menetes di pipi Samudra, melihat Ayah, Ibu serta Kakaknya haru bahagia dengan kelulusan adik sekaligus anak mereka itu.

Kini, Samudra. Setelah satu bulan trening di perusahaan kapal pesiar, dengan bangga mengenakan seragam putihnya ala nahkoda besar yang siap mengarungi lautan samudra luas menjemput mimpinya sebagai nahkoda kapal pesiar. ( Impian Samudra; Kumpulan Cerpen Isa Mahesa, 2015 )

Demikian sekelumit tentang endng dalam membuat sebuah cerita. Untuk tips berikutnya, kita akan bahas dalam postingan selanjutnya, ya. Cekidot!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar