Minggu, 14 Januari 2018

Akhir Cinta Sejati ( Cermin )


Akhir Cinta Sejati
Oleh: Isa Mahesa
Jenis: Cermin

Bagai disambar petir di siang hari, aku terkejut mendengar keputusan dari Pita.


"Maaf, Bang. Ini keputusan yang bapak minta untuk hubungan kita. Berat memang, tapi aku enggak kuasa menolak keinginan bapak, Bang. Aku harap abang mengerti hiks ..." ucap Pita terisak.
Aku hanya bisa diam dan meredam perasaan hati.

"Memang kalau orangtua sudah bicara, kita tak bisa menolaknya. Baiklah ... aku akan buktikan keinginan orang tuamu. Saat ini, aku memang belum bisa memberikan cukup materi untuk bisa melamar dan menikahimu dalam waktu dekat. Tapi, 3 tahun lagi aku akan memintamu kembali tuk aku nikahi, Dek," ucapku meyakinkan Pita.



"Bukan hanya itu masalahnya, Bang! Aku dijodohkan sama Mas Adi anaknya Pak Lurah. Itu yang enggak bisa aku terima, Bang! Bawa aku pergi, Bang!" seru Pita memohon.

"Apa! Aku enggak ngerti jalan pikiran bapakmu. Segala sesuatu dinilai dengan uang! Lalu aku harus gimana, Dek?! Aku bingung kalau sudah bicara materi!" tukasku seraya meredam emosi.

Tiba-tiba ... Dor!

"Sudah kubilang jangan pernah dekatin Pita! Masih ngeyel kau!" teriak Adi menembakkan senjatanya ke dadaku.

Aku langsung rubuh setelah menerima peluru panas dari senjata miliknya. Darah tampak membasahi dadaku. Terasa sesak hingga untuk berkata pun sulit.

"Heks ... kenapa kau lakukan ... ini, Adi?! Apa ... salahku kepadamu?! Ahhh ...!" ucapku terbata menahan sakit di dada.

"Salahmu?! Kau mencintai Pita calon istriku. Sudah aku peringatkan, jangan pernah dekati, Pita! Tapi kau ngeyel! Rasakan sendiri akibatnya! Hahaha ...!" seru Adi tertawa puas.

"Kak, Eza!" teriak Pita, namun tangannya keburu dicegah Adi,"dasar bajingan kau, Adi! Bunuh aku sekalian!" sambung Pita meronta seraya mencoba merebut senjata di tangan Adi. Namun ...
Dor!

Terdengar suara letusan. Aku yang sedang sekarat pun ikut kaget ketika melihat Pita rubuh di sampingku.

"Pi-Pita! Ke-kenapa kau lakukan itu heks ...!" seruku seraya memegang tangan Pita.

"Ma-maaf, Kak. De-dengan begini aku bisa bebas dari bajingan Adi, Kak. Aku-heks ... ingin mati bersama Kakak-heks ...."

Suasana menjadi sunyi, setelah Pita embuskan napas terakhirnya. Sedangkan Adi langsung melarikan diri setelah menembak kami. Aku pun terkapar bersama Pita membawa cinta sejati kami.

Dipublikasikan: Isa Mahesa, 12-042016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar