Akhir Cinta Sejati
Oleh: Isa Mahesa
Jenis: Cermin
Bagai disambar petir di siang hari, aku terkejut
mendengar keputusan dari Pita.
"Maaf, Bang. Ini keputusan yang bapak minta untuk hubungan kita. Berat
memang, tapi aku enggak kuasa menolak keinginan bapak, Bang. Aku harap abang
mengerti hiks ..." ucap Pita terisak.
Aku hanya bisa diam dan meredam perasaan hati.
"Memang kalau orangtua sudah bicara, kita tak bisa menolaknya. Baiklah
... aku akan buktikan keinginan orang tuamu. Saat ini, aku memang belum bisa
memberikan cukup materi untuk bisa melamar dan menikahimu dalam waktu dekat.
Tapi, 3 tahun lagi aku akan memintamu kembali tuk aku nikahi, Dek," ucapku
meyakinkan Pita.
"Bukan hanya itu masalahnya, Bang! Aku dijodohkan sama Mas Adi anaknya
Pak Lurah. Itu yang enggak bisa aku terima, Bang! Bawa aku pergi, Bang!"
seru Pita memohon.
"Apa! Aku enggak ngerti jalan pikiran bapakmu. Segala sesuatu dinilai
dengan uang! Lalu aku harus gimana, Dek?! Aku bingung kalau sudah bicara
materi!" tukasku seraya meredam emosi.
Tiba-tiba ... Dor!
"Sudah kubilang jangan pernah dekatin Pita! Masih ngeyel kau!"
teriak Adi menembakkan senjatanya ke dadaku.
Aku langsung rubuh setelah menerima peluru panas dari senjata miliknya.
Darah tampak membasahi dadaku. Terasa sesak hingga untuk berkata pun sulit.
"Heks ... kenapa kau lakukan ... ini, Adi?! Apa ... salahku kepadamu?!
Ahhh ...!" ucapku terbata menahan sakit di dada.
"Salahmu?! Kau mencintai Pita calon istriku. Sudah aku peringatkan,
jangan pernah dekati, Pita! Tapi kau ngeyel! Rasakan sendiri akibatnya! Hahaha
...!" seru Adi tertawa puas.
"Kak, Eza!" teriak Pita, namun tangannya keburu dicegah
Adi,"dasar bajingan kau, Adi! Bunuh aku sekalian!" sambung Pita
meronta seraya mencoba merebut senjata di tangan Adi. Namun ...
Dor!
Terdengar suara letusan. Aku yang sedang sekarat pun ikut kaget ketika
melihat Pita rubuh di sampingku.
"Pi-Pita! Ke-kenapa kau lakukan itu heks ...!" seruku seraya
memegang tangan Pita.
"Ma-maaf, Kak. De-dengan begini aku bisa bebas dari bajingan Adi, Kak.
Aku-heks ... ingin mati bersama Kakak-heks ...."
Suasana
menjadi sunyi, setelah Pita embuskan napas terakhirnya. Sedangkan Adi langsung
melarikan diri setelah menembak kami. Aku pun terkapar bersama Pita membawa
cinta sejati kami.
Dipublikasikan: Isa Mahesa, 12-042016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar